Monday, February 2, 2015
Asal Mula Nama "Indonesia"
Sejak zaman kuno,
wilayah kepulauan antara Indocina dan Australia telah dikenal oleh banyak
bangsa di dunia dengan berbagai nama. Orang-orang Yunani menyebut
kepulauan-kepulauan ini dengan nama Aurea Chersonnesus. Catatan dari Tionghoa
menyebut tanah air kita dengan nama Nan Hai. Bangsa India
menyebutnya dengan namaDwipantra yang berasal dari Bahasa
Sansekerta yang artinya kepulauan tanah seberang. Para saudagar dan ahli-ahli
geografi dari bangsa Arab pernah menulis tentang wilayah kepulauan ini dan
mereka menyebutnya dengan nama Zabaq atau Sribuza, wilayah tersebut tidak
lain adalah kerajaan Sriwijaya yang menguasai hampir seluruh Nusantara.
Sementara itu pada masa penjajahan Belanda, kepulauan Nusantara mempunyai nama
resmi yaitu Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda).
Pada masa Kerajaan
Majapahit, pulau-pulau diluar Jawa sering disebut dengan nama Nusantara.
Istilah Nusantara dapat ditemukan pada kitab Paraton, yaitu sebuah naskah kuno
peninggalan Majapahit yang ditemukan di Bali pada akhir abad ke-19. Kata
Nusantara sendiri dapat diartikan sebagai serangkaian pulau-pulau yang saling
berhubungan.
Nama Indonesia sendiri
untuk pertama kalinya muncul pada tahun 1847 yang disinggung dalam sebuah
majalah tahunan yang terbit di Singapura yaitu Journal of the Indian
Archipelago and Eastern Asia (JIAEA). Majalah tersebut dikelola oleh James
Richardson Logan, seorang sarjana hukum dari Universitas Edinburg, Skotlandia.
Pada salah satu artikel dalam majalah JIAEA tersebut, diusulkanlah nama
Indunesia dan Melayunesia sebagai pengganti nama Hindia karena penyebutan nama
Hindia sering rancu dengan penyebutan nama India. Namun nama Malayunesia pada
akhirnya lebih populer dari pada Indunesia karena penduduk di Hindia Belanda
masih termasuk dalam rumpun Melayu, selain itu kata Indunesia pada saat itu
juga sering digunakan untuk menyebut wilayah Srilanka. Logan kemudian mengganti huruf u menjadi huruf o agar
ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.
Nama Indonesia kembali
muncul pada tahun 1884 ketika seorang guru besar etnologi dari Universitas
Berlin yang bernama Adolf Bastian menerbitkan buku yang berjudul Indonesien
oder die Inseln des Malayischen Archipel (Indonesia atau Pulau-pulau di
Kepulauan Melayu) yang memuat tentang hasil penelitiannya ketika berada di
Nusantara pada tahun 1864 sampai 1880. Buku karya Adolf Bastian itu pulalah
yang mempopulerkan nama Indonesia dikalangan sarjana Belanda.
Sementara itu di dalam
negeri, istilah Indonesia pertama kali digunakan secara politis pada tahun 1908
oleh sebuah organisasi pelajar Indonesia yang ada di Belanda bernama Indonesische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia).
Istilah indonesia juga digunakan pada saat kongres pemuda II pada tahun 1928
yang mengasilkan poin-poin penting tentang persatuan Indonesia.
Pada masa penjajahan
Jepang, istilah Hindia-Belanda yang digunakan pada masa penjajahan Belanda
untuk menyebut kepulauan-kepulauan Nusantara diganti dengan nama Indonesia.
Lalu pada tanggal 17 Agustus 1945, lahirlah sebuah negara merdeka dengan nama
Indonesia yang diproklamasikan oleh Sukarno-Hatta
atas nama Bangsa Indonesia.
Bung Hatta menegaskan
dalam tulisannya,
"Negara Indonesia Merdeka
yang akan datang mustahil disebut "Hindia-Belanda". Juga tidak
"Hindia" saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang
asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik, karena
melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air pada masa depan, dan untuk
mewujudkannya tiap orang Indonesia akan berusaha dengan segala tenaga dan
kemampuannya."
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment