Wednesday, February 4, 2015
Bahasa Indonesia Berpeluang Menjadi Bahasa Internasional
Beberapa
tahun berjalan kita sering mendengar wacana bahwa Bahasa Indonesia akan menjadi
bahasa resmi ASEAN. Wacana tersebut diperkuat dengan adanya usulan dari
delegasi RI untuk Asian Inter Parliamentary Assembly (AIPA) 2011 di Kamboja
untuk merealisasikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi ASEAN. Wacana
tersebut tentunya membawa nuansa positif bahwa bahasa yang dijunjung tinggi
oleh bangsa Indonesia akhirnya juga akan diterima oleh negara-negara lain.
Berdasarkan
data dari Pusat Bahasa, Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Indonesia sudah tersebar
di 45 negara. Jumlahnya pun kini terus meningkat dengan semakin banyaknya minat
orang asing mempelajari budaya Indonesia. Di sisi lain, bahasa Indonesia juga
dipakai sebagai bahasa sehari-hari di beberapa daerah di luar negeri seperti
Malaysia, Singapura, Brunei, dan Filipina. Bahkan Pemerintah daerah Ho Chi
Minch City, Vietnam telah mengesahkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kedua
sejak 2007. Belum lagi tersebar luasnya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di
berbagai negara seperti Korea Selatan, Taiwan, Australia, Malaysia, Kuwait, dan
negara-negara lain yang akhirnya menjadi jembatan penyebaran bahasa Indonesia.
Di
Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja. Di Australia saja
sudah ada 500 sekolah yang membuka Program Studi Bahasa Indonesia, Di Rusia,
terdapat lima pusat studi bahasa Indonesia dan tiga universitas yang memiliki
program studi bahasa Indonesia. Di Amerika Serikat, bahasa Indonesia sebagai
mata kuliah telah diterapkan di 12 Universitas, Sementara di asia tenggara
bahasa indonesia menjadi bahasa ke dua setelah bahasa nasionalnya.
Perkembangan
teknologi informasi juga mendukung berkembangnya pemakaian sebuah bahasa. Blog,
media sosial, forum, dan portal informasi daring (online) tentunya menjadi
wadah positif bagi bahasa sebagai alat komunikasi publik. Mengutip data dari Nationalencyklopedin,
bahasa Indonesia menduduki peringkat 14 bahasa di dunia yang sering dipakai dengan
sekitar 1,16 % populasi dunia (www.republika.co.id 14 November 2012),
khususnya Wordpress. Di pihak lain, Indonesia juga menjadi negara pemakai media
sosial dan aplikasi kirim pesan instan terbanyak di dunia.Tidak jarang jika
ketersediaan dan pembaharuan aplikasi smartphone berpengantar bahasa Indonesia
juga cepat tersedia.
Selain
sisi fakta aktual yang sudah terlihat dari perkembangan bahasa Indonesia, kita
perlu mengetahui beberapa syarat bahasa untuk bisa menjadi bahasa
internasional. Prof. Berthold Damhauser, pengajar Bahasa dan Sastra Indonesia
di Bonn University menjelaskan bahwa ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Syarat
pertama adalah bahasa tersebut harus digunakan dalam diplomasi dan perdaganagan
internasional. Dari sisi tersebut Indonesia sudah memiliki prospek yang bagus
karena telah menjadi negara resmi PBB yang aktif dalam forum internasional,
seperti APEC, memiliki pengaruh besar di KTT ASEAN, dan menjadi anggota G-20. Di
berbagai forum internasional seperti Le MOCI International, United Nation
Conference on Trade and Development (UNCTD), APEC, dan berbagai forum lain
disebutkan bahwa Indonesia masuk ke dalam lima negara tujuan investasi terbaik
di dunia. Kondisi tersebut menjadi sinyal positif yang bisa dimanfaatkan untuk
terus memafaatkan forum tersebut untuk “mengekspansi” bahasa Indonesia. Tidak
bisa dimungkiri bahwa bahasa menjadi pintu sebuah hubungan antarnegara.
Syarat
kedua adalah sebuah bahasa harus berperan besar dalam penyebaran ilmu
pengetahuan. Dari sisi itu, tentunya mutlak bahasa Indonesia sudah memenuhi
syarat tersebut. Di berbagai tingkat pendidikan mulai usia dini hingga
perguruan tinggi, sudah ditunjang pengantar, referensi buku, bahan dan peraga
pendidikan berbahasa Indonesia.
Syarat
ketiga adalah kesederhanaan sistem bunyi dan gramatikalnya sehingga mudah
dipelajari. Secara teoretis jelas bahwa bahasa Indonesia memiliki sistem bunyi
yang sederhana sehingga secara umum mudah dipelajari oleh penutur asing. Dari
segi gramatikal, bahasa Indonesia juga memiliki tata bahasa yang sederhana
karena tidak memiliki sistem waktu dan kata ganti orang yang rumit seperti
bahasa Inggris atau Arab.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment